Kain Cual Khas Bangka Belitung
Siapa yang tidak kenal dengan kain batik? Sungguh terlalu jika kita
warga negara Indonesia tidak mengetahui tentang kain batik. Akan tetapi
siapa yang tidak mengetahui kain cual? Mungkin masih banyak yang belum
tahu tentang kain cual. Dari mana asal kain tersebut atau sejarah
tentang kain tersebut mungkin banyak juga yang tidak tahu. Tapi jika
warga Kepulauan Provinsi Bangka Belitung tidak tahu yang namanya kain
cual? Yang pastinya orang itu patut di rehabilitasi. Untuk itu, mari
kita cari tahu tentang kain cual ini. :D
Bangka Belitung, Provinsi yang baru 11 tahun ini selain mempunyai keindahan alamnya yang khas juga mempunyai kerajinan seni yang indah pula dengan kisah tersendiri. Kekayaan intelektual terpampang dalam sebuah karya seni yang menjadi kebanggaan masyarakat Bangka Belitung ini. Pada dasarnya kain cual ini sama halnya dengan kain tenun khas palembang yaitu songket. Namun, tenun cual memiliki warna khas melayu yang lebih cerah dan memiliki lengkungan serta selalu dengan motif flora dan fauna. Ada sembilan motif cual yang telah resmi dipatenkan oleh pemerintah yakni Kembang Kenanga, Bebek dan Kembang Sumping, Ubur-ubur, Merak, Gajah Mada 2003, Kembang Setangkai dan Kembang Rukem, Bebek Setaman, Kembang Rukem dan Kembang Setaman. Masih banyak juga motif yang lainnya dan masing-masing memiliki keunikan serta ciri tersendiri.
Seperti halnya kain tenun yang lain, kain cual juga mempunyai seni dan cara tenun yang cukup rumit. Butuh waktu sekitar satu minggu untuk bisa menyelesaikan 1 produk kain cual ini, itu juga jika dikerjakan oleh tangan-tangan professional. Bahan dasarnya antara lain polyster, sutra, katun, serat kayu dan benang emas. Seperti biasa, pengerjaannya dilakukan oleh kaum wanita sambil mengisi waktu luang mereka. Diperkirakan kegiatan menenun cual telah ada sejak abad ke-18 di ujung barat Pulau Bangka, tepatnya di kota Muntok. Cara pembuatan yang rumit serta bahan yang mahal ini menjadikan harga jual kain cual itu melambung tinggi. Bahkan diantara beberapa corak ada yang berasal dari emas 18 karat. Jadi jangan heran jika kain ini hanya dipakai oleh kaum bangsawan setempat, pada saat acara spesial seperti pakaian pengantin dan hari peringatan kebesaran lainnya.
Kain cual ini sempat menghilang bertahun-tahun karena dianggap kuno dan tidak sesuai lagi dengan era modern seperti sekarang ini. Sungguh tragis, budaya yang seharusnya dilestarikan malah ditinggalkan begitu saja. Beruntung dari minoritas kaum pembuat kain cual ini bisa mengubah image tersebut menjadi sesuatu yang baru. Sekarang kain cual ini kembali menjadi trend dikalangan masyarakat Bangka Belitung. Tidak terkecuali seluruh belahan dunia juga ikut melirik kain tenun yang satu ini. Mereka membuat trendsetter cual modern fasion yang mengubah image kata-kata "kuno" menjadi "Wooww, Fantastic". Begitu lah, sekarang sudah banyak fasion-fasion cual yang bertebaran di Bangka Belitung, bahkan seluruh dunia.
Untuk bisa mendapatkan kain tenun cual ini, satu produknya bisa dihargai mulai dari Rp. 1.500.000,- sampai dengan Rp. 10.000.000,- per lembar. Wow, harga yang sangat tinggi untuk sebuah kerumitan dan karya seni yang tinggi. Bahkan ada yang lebih dari harga tersebut karena di Bangka masih ada yang menyimpan kain cual berumur sekitar 200 tahun. Diperkirakan harganya sekitar ratusan juta rupiah. Harga yang ditawarkan diatas merupakan kain cual dengan proses manual yang dikerjakan oleh tangan-tangan yang profesional. Namun sekarang sudah ada kain cual yang dikerjakan dengan proses produksi massal yang jauh lebih murah yakni Rp. 50.000,- hingga Rp. 750.000,- per set pakaian. Sepertinya ini akan menjadi solusi trend dengan harga yang terjangkau.
Berikut ditampilkan beberapa foto cual modern fasion oleh team fotographer Bangka Belitung berlatar belakang BBG (Bangka Botanical Garden) bertempat di sekitar Pasir Padi, Pangkalpinang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar